Beranda

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

19 Maret 2024

Sibuk dan Lelah Memburu Dunia? Mari Menepi Sejenak dan Resapilah

Semua dari kita mengenal “traffic light” alias lampu lalu-lintas. Ada banyak lampu lalu-lintas di kota-kota yang kita singgahi atau tinggal di dalamnya. Di mana pun, ciri dan maknanya sama. Ia terdiri dari tiga lampu berwarna mencolok: merah, kuning, hijau.

Merah berarti berhenti, kuning adalah bersiaga, dan hijau artinya boleh melaju. Semua kita mengerti makna isyarat-isyarat ini, dan secara spontan menyadari apa yang harus dilakukan ketika menemuinya, tanpa memerlukan tulisan maupun komando.

Inilah fungsi tanda-tanda, di mana pun dan sampai kapan pun. Ia menjelaskan sesuatu kepada siapa saja yang berhadapan dengannya, tanpa harus berkata-kata dan tidak memerlukan uraian panjang lebar. Cukup dengan isyarat bersahaja, maka apa yang dikehendakinya sudah terpahami dengan benar.

Di luar lampu lalu-lintas, kita bisa menemui tanda-tanda lain hampir di seluruh bagian hidup kita.

Simbol kilat di sekitar instalasi listrik berarti “awas bahaya, bertegangan tinggi”; wanita yang mengenakan cincin kawin di jari manisnya berarti sudah bersuami; petugas berseragam dengan tanda bintang di pundaknya berarti seorang jenderal; gambar tengkorak dengan tulang bersilang artinya bahan sangat beracun; rumah dengan lampu yang padam di malam hari pertanda penghuninya sudah beristirahat atau tidak ada di rumah; dst.

Demikianlah. Sekarang kita pun mengerti mengapa Allah memasang banyak tanda-tanda atau ayat-ayat. Ada ayat-ayat Allah di dalam diri kita, di alam semesta, di dalam Al-Qur’an, juga pada kisah umat-umat terdahulu.

Semua tanda tanda itu bertugas menjelaskan keberadaan Allah, pemiliknya. Dengan itu Allah hendak menunjukkan keberadaan-Nya, agar hamba-Nya mengerti bagaimana semestinya bersikap dan bertindak.

Karena segala yang ada ini diciptakan oleh Allah, maka sebenarnya semua adalah ayat-ayat-Nya, tanpa kecuali. Mulai dari bagian yang paling sederhana dan sangat akrab di sekitar kita, sampai sistem-sistem rumit yang jauh dan tidak disadari setiap orang.

Oleh karenanya, Al-Qur’an sangat sering menderetkan berbagai hal lalu menegaskannya sebagai ayat-ayat Allah, agar kita sadar dan mengerti. Misalnya, dalam surah Ar-Ruum (30), terdapat tujuh ayat yang diawali dengan kata-kata “wa min aayaatihi” (artinya: dan diantara tanda-tanda-Nya), yaitu ayat ke-20, 21, 22, 23, 24, 25, dan 46.

Bila kita membaca ketujuh ayat ini dengan disertai perenungan, niscaya banyak hikmah yang terpetik darinya. Misalnya, ayat ke-23 berkata:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang, serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”.

Kita semua pernah tidur, bukan? Tetapi, pernahkan terpikir bahwa tidur merupakan salah satu ayat Allah? Bukankah kita menganggapnya sebagai hal biasa yang tidak perlu dirisaukan?

Padahal, para pakar psikologi mengakui bahwa tidur merupakan misteri kehidupan yang belum benar-benar terpecahkan sampai sekarang. Misalnya, dalam Encyclopaedia Britannica 2004 dikatakan:

“Tidak ada kriteria tunggal dan bisa diterima secara sempurna tentang ‘tidur’. Tidur didefinisikan melalui observasi-konvergen yang memenuhi sejumlah kriteria gerak, saraf, dan fisiologis berbeda.

Terkadang, satu atau lebih dari kriteria ini bisa absen selama tidur atau hadir ketika terjaga, bahkan dalam sejumlah kasus para pengamat selalu mendapati kesulitan kecil untuk memilah kedua kondisi tersebut.”

Dalam rangkaian ayat-ayat surah ar-Ruum di atas, Al-Qur’an juga menekankan bahwa adanya pasangan hidup adalah sebagian dari ayat-ayat Allah. Renungkanlah, bagaimana kita dipertemukan dengan istri/suami kita?

Bagaimana seorang ayah rela melepaskan putri yang disayangi dan dilindunginya selama bertahun-tahun ke tangan seorang pemuda yang baru dikenalnya?

Bagaimana pula keduanya kemudian menjadi sepasang kekasih, lalu hidup bersama dalam suka dan duka?

Sungguh, terlalu banyak misteri yang menyelubungi hubungan pernikahan yang telah kita jalani setiap hari selama bertahun-tahun itu.

Al-Qur’an juga menyitir ayat-ayat Allah lainnya, seperti penciptaan langit dan bumi, keragaman bahasa dan warna kulit umat manusia, kelebat kilat dan sambaran petir, hembusan angin sebelum hujan turun, dst.

Semua ini merupakan pengalaman keseharian yang mudah ditemui, namun betapa sedikit yang menyadarinya sebagai tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan Allah.

Jadi, di sinilah letak masalahnya. Mengapa kita tidak bisa membaca dan memahami tanda-tanda itu, padahal telah digelar sedemikian lama?

Seperti analogi lampu lalu-lintas di muka, kita hanya bisa melihat warna merah – kuning – hijaunya tanda tanda itu, tetapi gagal menangkap makna dan maksud di baliknya. Semua pun terlewatkan begitu saja, seolah-olah “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”.

Bahkan, ada sebagian orang yang sangat sibuk dan tenggelam menganalisis tanda-tanda, namun samasekali tidak mengerti untuk apa tanda-tanda itu diletakkan di sana. Bisa jadi, ia sangat memahami konstelasi bintang dan susunan galaksi di angkasa, namun tidak merasakan peran Allah di dalamnya.

Mungkin, ia betul-betul pakar di bidang anatomi tubuh, tetapi nama Allah tidak pernah hadir di hatinya ketika menyaksikan seluruh keajaiban penciptaan itu.

Oleh karenanya, Rasulullah mengajari kita untuk berdzikir dalam segala kesempatan dan suasana, agar jiwa kita mudah terpantik oleh percikan-percikan kecil bahan perenungan dalam seluruh fenomena yang ada, lalu menyala dan terhangatkan oleh tasbih, tahmid, dan takbir.

Jika tidak, ia akan terus-menerus padam, gelap, lalu mendingin dan akhirnya beku. Pada kondisi ini, ia akan menjadi tuli, bisu, buta, lalu tidak bisa menemukan kebenaran (Qs. al-Baqarah: 18). Na’udzu billah. Wallahu a’lam.

Baca Selengkapnya..

27 Februari 2013

5 Kebiasaan Buruk Ini Tak Sengaja Diajarkan Orang Tua ke Anak

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi demi kesehatan si anak. Namun meski sebagian besar orang tua tahu panduan hidup sehat itu seperti apa tapi sebenarnya tak banyak orang yang benar-benar mempraktikkannya sendiri. Sayangnya anak cenderung belajar dan meneladani perilaku orang tuanya, bahkan tanpa disadari oleh orang tua itu sendiri.

Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka sadari? Simak ulasannya seperti dilansir health24, Rabu (27/2/2013) berikut ini.

1. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.

Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.

Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.

2. Kurang makan buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga beberapa jenis kanker.

Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit: sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.

Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.

3. Tidak rutin berolahraga
Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya hidup seperti diabetes.

Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.

Solusi:
Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.

Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet.

Beri contoh pada anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.

4. Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi negatif untuk seumur hidup.

Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.

Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan, kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.

Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.

Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman dan tenang.

Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.

5. Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.

Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.

Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri. *detik.com
Baca Selengkapnya..

15 November 2011

Ingin Terlihat Awet Muda? Banyak-banyaklah Tersenyum

Berbagai cara dilakukan orang agar terlihat lebih awet muda dari usia sebenarnya. Hal yang paling sering adalah dengan memakai produk kosmetik atau mengonsumsi suplemen tertentu. Padahal cara sederhana seperti tersenyum, sudah bisa membuat seseorang terlihat lebih muda. Peneliti asal Jerman melakukan sebuah percobaan terhadap beberapa orang untuk menebak usia orang lain dengan melihat beberapa foto wajah dari 171 orang muda, setengah baya, dan lebih tua. Pada beberapa foto, menampilkan wajah yang tersenyum. Di sisi lain, diperlihatkan juga foto dengan ekspresi wajah marah, takut, jijik, atau sedih. Dalam studi yang dimuat dalam Journal Cognition & Emotion itu, peneliti menunjukkan bahwa ekspresi wajah memiliki pengaruh besar pada berapa orang dengan usia lebih tua. Tersenyum ternyata membuat penampilan seeorang menjadi lebih muda. Bahkan, kebanyakan orang cenderung meremehkan usia seseorang ketika melihat foto mereka yang sedang tersenyum. Peneliti memberikan beberapa alasan terkait efek tersenyum terhadap usia. Pertama, akan sulit untuk mengatakan apakah kerutan yang terlihat di wajah ketika tersenyum bersifat sementara atau permanen. Kedua, dengan tersenyum seseorang akan terlihat lebih menarik dan memberikan efek positif layaknya anak muda. Sehingga orang lain akan menilai mereka lebih muda dari usia yang sebenarnya.*tribunnews.com
Baca Selengkapnya..

Lima (5) Indeks Posting Terakhir