Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi demi kesehatan si anak. Namun meski sebagian besar orang tua tahu panduan hidup sehat itu seperti apa tapi sebenarnya tak banyak orang yang benar-benar mempraktikkannya sendiri. Sayangnya anak cenderung belajar dan meneladani perilaku orang tuanya, bahkan tanpa disadari oleh orang tua itu sendiri.
Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka sadari? Simak ulasannya seperti dilansir health24, Rabu (27/2/2013) berikut ini.
1. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.
Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.
Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.
2. Kurang makan buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga beberapa jenis kanker.
Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit: sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.
Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.
3. Tidak rutin berolahraga
Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya hidup seperti diabetes.
Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.
Solusi:
Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.
Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet.
Beri contoh pada anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.
4. Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi negatif untuk seumur hidup.
Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.
Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan, kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.
Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.
Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman dan tenang.
Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.
5. Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.
Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.
Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri. *detik.com
Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka sadari? Simak ulasannya seperti dilansir health24, Rabu (27/2/2013) berikut ini.
1. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.
Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.
Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.
2. Kurang makan buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga beberapa jenis kanker.
Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit: sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.
Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.
3. Tidak rutin berolahraga
Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya hidup seperti diabetes.
Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.
Solusi:
Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.
Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet.
Beri contoh pada anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.
4. Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi negatif untuk seumur hidup.
Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.
Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan, kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.
Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.
Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman dan tenang.
Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.
5. Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.
Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.
Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri. *detik.com
Butuh istiqimah untuk melaksanakannya, karena biasanya rasa malas yang menghalangi berbuat demikian :)
BalasHapusTerima kasih, artikelnya mengingatkan kurang disiplinnya saya
BalasHapus